DeMalang.ID – Sungai sangat penting bagi kehidupan manusia dan ekosistem di sekitarnya. Aliran air alami itu turut membentuk peradaban manusia. Seperti aliran Sungai Brantas yang menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat dari Malang sampai Surabaya.
Sayangnya sungai kurang dimaknai sebagai wadah alami air bernilai penting untuk kehidupan. Sebab dari hari ke hari sungai semakin tercemar oleh limbah domestik maupun industri seperti Sungai Brantas di wilayah Kota Malang misalnya,
Berbagai komunitas silih berganti turun bergerak membersihkan sungai di Malang dari sampah. Komunitas itu biasanya terdiri dari warga lokal, relawan, dan organisasi yang peduli terhadap lingkungan. Mereka berharap setidaknya dapat mengurangi dampak negatif pencemaran.
Satu di antaranya adalah River.idn, komunitas dengan fokus pada upaya menjaga kebersihan lingkungan terutama sungai dan drainase. Anggotanya didominasi oleh mahasiswa Teknik Pengairan Uviversitas Brawijaya Malang. Berdiri pada 2022 usai penelitian mikroplastik di Bali, diinisiasi salah seorang dosen.
Muthi’ah Raudhatul Jannah, salah seorang anggota komunitas River.idn, mengatakan fokus mereka awalnya tim penelitian mikroplastik, lalu diperluas menjadi aksi gerakan bersih-bersih sampah plastik di sungai dan drainase yang ada di Kota Malang.
“Biasanya aksi itu kami lakukan satu sebulan sekali, pada Sabtu atau Minggu agar tidak sampai menganggu perkuliahan, ” kata Muthi’ah.
Tapi kegiatan itu dapat berganti hari bila debit air di lokasi sedang deras, sehingga tidak memungkinkan dilakukan bersih-bersih. Mereka selalu menggunakan perlengkapan perlindungan diri selama turun ke sungai maupun drainase.
Aksi bersih-bersih itu dilakukan di Sungai Metro dan Sungai Kasin maupun drainase di Jalan Joyo, Jalan Ikan Piranha termasuk di sekitar kampus Fakultas Teknik Sipil UB. Sampah yang ditemukan dipilah berdasarkan jenis plastiknya. Mereka menyiapkan pikap sendiri untuk membawa sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang menggunakan pikap.
Sungai tercemar oleh berbagai jenis limbah domestik seperti popok. Ironisnya, seringkali limbah manusia atau kotoran juga jadi pemandangan yang sering dijumpai. Itu menegaskan kondisi sungai sangat memprihatinkan dan mengancam kesehatan.
“Bahkan pernah ada anggota kami sampai diare usai bersih-bersih karena banyak bakteri di sungai,” ucap Muthi’ah.

Menurut dia, anggota komunitas ingin aksi tidak hanya berupa kegiatan membersihkan sungai dan drainase. Mereka juga ingin kampanye sampah plastik yang paling banyak mendominasi pencemaran sungai. Termasuk program daur ulang sampah menjadi produk yang bermanfaat. Serta menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup untuk mewujudkan program itu.
“Kami sangat ingin mengajak masyarakat untuk terlibat membersihkan sungai dan daur ulang sampah,” ujar Muthi’ah.
Semangat mereka untuk menjaga kebersihan sungai diharapkan jadi contoh nyata pada masyarakat. Bahwa setiap individu dapat berkontribusi langsung dalam melestarikan lingkungan, salah satunya dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Komunitas adalah salah satu kelompok yang punya peran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Kesadaran masyarakat terhadap masalah sampah dan kebijakan pemerintah terkait tata kelola sampah dari hulu ke hilir juga sangat penting.
Mengutip Statistik Potensi Daerah Kota Malang yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), sungai yang melintasi enam kelurahan di Kota Malang (masing-masing tiga kelurahan di Kecamatan Sukun Blimbing) tercemar limbah industri pabrik maupun usaha.
Selain itu, sungai yang mengalir melewati 17 kelurahan tercemar limbah rumah tangga dan satu oleh limbah lainnya di Sukun. Seluruh pencemaran sungai itu berpotensi menjadi masalah seperti ancaman kesehatan dan sumber daya air yang berkelanjutan.ZAINUL ARIFIN