DeMalang.ID – Masyarakat umumnya mengenal Kota Batu sebagai salah satu tujuan wisata favorit karena banyaknya obyek wisata. Kota kecil di lereng pegunungan juga memiliki potensi pertanian berlimpah berupa budidaya tanaman sayur, buah dan holtikultura.
Secara geografis, daerah yang berada di ketinggian rata-rata 838 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini sangat mendukung untuk sektor pertanian. Tidak hanya buah dan bunga saja, budidaya sayuran di Kota Batu juga sangat berlimpah.
Suhu udara sejuk dan curah hujan berlimpah membuat budidaya sayuran di Kota Batu dapat berjalan optimal. Meski saat ini dampak perubahan iklim membuat hujan tak menentu, tapi tetap produktivitas pertanian sayur di daerah ini cukup tinggi.
Mayoritas penduduk di Kota Batu bekerja di sektor pertanian baik itu tanaman sayur, buah dan tanaman holtikultura lainnya. Lahan pertanian paling banyak tersebar di dua kecamatan yakni Bumiaji dan Junrejo, sementara di Kecamatan Batu tercatat paling sedikit.
Ada berbagai jenis sayuran yang dibudidayakan di Kota Batu. Seperti kubis, kembang kol, wortel, sawi, kentang, selada, paprika, bawang merah dan putih, jamur tiram, cabai, tomat dan lain sebagainya. Hasil pertanian dari kota bisa disebut cukup populer di Jawa Timur.
Masing-masing komoditas pertanian itu memiliki potensi pasar yang besar. Sebagian besar di antaranya memasok kebutuhan pasar tradsional di wilayah Malang Raya. Tapi banyak pula dikirim ke luar kota.
Wali Kota Batu, Nurochman, dalam sebuah kesempatan menegaskan Pemerintah Kota Batu berkomitmen mengubah sektor pertanian berkelanjutan serta berdaya saing di pasar lokal maupun internasional.
“Kami ingin dalam tiga bulan pertama masa pemerintahan ada kontrak kerja sama dengan pasar lokal maupun internasional,” kata Nurochman dikutip dari laman resmi Pemkot Batu.
Tidak bisa dipungkiri, pertanian merupakan salah satu sektor yang menunjang Perekonomian Kota Batu. Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Statistik Kota Batu Dalam Angka 2025 mencatat ada 23 jenis tanaman semusim.
Berdasarkan data itu, 6 jenis di antaranya merupakan paling tinggi produktivitasnya dibanding lainnya. Berikut ini luas panen dan sayuran di Kota Batu paling produktif.

Petsai atau Sawi
Tanaman sayuran semusim ini dikenal memiliki nilai ekonomis tinggi. Sangat cocok untuk dikembangkan di daerah sub tropis maupun tropis. Pada 2024 lalu, di Kota Batu petsai atau sawi dibudidayakan di atas lahan panen seluas 578 hektar dan selama setahun total produksinya mencapai 101.190,78 kuintal.
Wortel
Budidaya wortel paling banyak dikembangkan di wilayah Bumiaji, terutama di Desa Sumberbrantas yang memiliki iklim sejuk dan tanah gembur. Wortel termasuk salah satu komoditas unggulan di koa ini. Pada 2024 produksi wortel di Kota Batu mencapai 91.225,79 kuintal dari luas lahan panen mencapai 470,13 hektar.
Bawang Daun
Sayuran satu ini dikenal sebagai salah satu penyedap masakan. Sering digunakan dalam sup, masakan tumisan atau ditabur di atas hidangan. Desa Sumberejo, Bumiaji menjadi salah satu desa penghasil bawang daun atau scallion. Total di Kota Batu produktivitas sayuran ini mencapai 71.673,28 kuintal pada 2024 dari luas panen mencapai 505,53 hektar
Bawang Merah
Tanaman sejuta manfaat karena tidak hanya digunakan dalam masakan tapi juga baik untuk kesehatan sejak masa lampau. Tingkat produktivitas bawang merah di Kota Batu pada 2024 mencapai 35.582,64 kuintal di tanam di atas lahan panen seluas 307,10 hektar.
Kembang Kol
Bunga kol atau kembang kol merupakan sayuran yang kaya vitamin dan mineral. Bila pelesir di Kota Batu, tidak ada salahnya singgah ke pertanian warga untuk belanja sayuran ini langsung dari para petani. Pada 2024 lalu, produksi kembang kol di kota ini sebanyak 61.675,88 kuintal dari luas panen 398,86 hektar.
Tomat
Tidak perlu berdebat apakah tomat termasuk sayur atau buah-buahan. Di Kota Batu, dari pertanian para petani mampu menghasilkan tomat sebanyak pada 2024 sebanyak 84.069,39 kuintal dari lahan panen seluas 198,98 hektar.
Berdasar data tersebut tidak bisa dipungkiri bahwa Kota Batu memiliki potensi besar dalam pengembangan pertanian sayur. Tapi ada sejumlah tantangan agar sektor pertanian terutama sayuran dapat terus berkembang dan berkelanjutan.
Tantangan itu meliputi perubahan iklim, sistem pertanian yang ramah lingkungan, pemasaran pasca panen, mengurangi alih fungsi lahan. Sehingga sektor pertanian khususnya sayur di Kota Batu dapat tumbuh berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi petani dan masyarakat Kota Batu. ZAINUL ARIFIN