DeMalang.ID—Mentari memancarkan sinarnya tepat di atas kepala, seorang bapak bersama dua putrinya mengunjungi Sui Farm. Putri terkecil mendekati domba, mengelus dan memberi pakan. Sedangkan putri tertua memilih menebar biji jagung di antara koloni burung merpati yang sebagian terbang bebas.
Setiap pengunjung membeli tiket seharga Rp 15 ribu, serta bisa membeli paket pakan terdiri atas potongan wortel dan biji jagung. Wortel tak hanya untuk pakan kelinci, ternyata domba dan kambing juga bisa melahap wortel pengunjung. Sedangkan biji jagung, menjadi menu utama aneka jenis unggas seperti merpati, ayam, dan kalkun.
Sui Farm berdiri sejak 24 April 2023, dua hari setelah lebaran. Manajemen Sui Farm membidik segmen pengunjung anak-anak, mulai siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK). Manajemen Sui Farm telah menjajaki kerjasama dengan sejumlah sekolah yang tersebar di Malang.
“Tiket terjangkau. Mini zoo (kebun binatang mini) meski koleksi hewan belum lengkap,” kata Manager Fu Farm, Rendra Firman. Sesuai konsepnya, Sui Farm menampilkan koleksi hewan ternak. Meliputi kambing, domba, kelinci, ayam, kalkun, bebek, kucing, kura-kura, marmut, dan iguana.
Awalnya akan menambah rusa, namun ditunda untuk mendapat perizinan dari Badan Koservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Selain izin, kandang juga memiliki standar untuk kesejahteraan hewan atau animal welfare. “Mungkin akan menghadirkan rusa dari India. Kalau satwa endemik yang dilindungi harus memiliki izin,” kata Rendra,
Khusus setiap akhir pekan tersedia dua kuda, seekor untuk kuda tunggangan dan seekor lain dipamerkan. Untuk menunggangi kuda keliling kawasan Sui Farm, cukup membayar tiket sebesar Rp 15 ribu. “Jenis kuda yang dipamerkan berbeda. Mirip kuda poni, lucu,” katanya.
Pengunjung Anak-anak sampai Dewasa
Pengunjung ramai, kata Rendra, pada libur semester Juni-Juli. Dalam sehari pengunjung mencapai 300-500 orang. Sedangkan mulai September, Oktober, dan November pengunjung juga ramai saat akhir pekan. “Sampai Januari, sudah ada yang booking,” katanya.
Sui Farm memiliki konsep edukasi peternakan, tiga orang pemandu akan memandu pengunjung mengenal hewan ternak koleksinya. Terutama untuk mengunjung berombongan, pemandu akan menjelaskan jenis hewan, jenis pakan, cara perawatan dan berkembang biak hewan ternak.
Para pengujung, terutama anak-anak menyukainya. Terutama saat bisa berinteraksi dengan hewan ternak. Anak-anak bisa berinteraksi secara terbatas, mulai memberi pakan, mengelus dan memegang. Khusus kelinci, pengunjung dilarang menggendong. Lantaran, saat awal dibuka beberapa ekor kelinci mati setelah.
“Pengunjung menggendong kelinci, kemudian menurunkan dengan cara dilempar. Banyak yang mati,” katanya.
Pengunjung juga bisa memeluk dan memoto aneka jenis hewan ternak koleksi Sui Farm. Sui Farm juga bakal mendatangkan aneka jenis burung berkicau dan menambah aneka permainan seperti Flying Fox dan kereta mini. Selain itu, juga akan menghadirkan edukasi pertanian seperti menanam padi dan berbagai jenis tanaman pertanian lainnya.
Misi Sui Farm, katanya, menggenalkan hewan ternak. Bahkan sejumlah PAUD dan TK elite juga berkunjung ke Sui Farm. Kini, juga ditambah playground dan mandi bola. “Masih tahap pengembangan,” katanya.
Sayang, lokasi yang berada di bekas ladang tebu terasa panas. Meski pengelola telah menanam aneka pohon besar. Namun, belum bisa mengusir hawa panas yang membekap tubuh usai berkeliling Sui Farm.
Dihias Ornamen Etnik
Selain itu, tengah dibangun kolam renang yang bakal diluncurkan Februari tahun depan. Kolam renang dengan nuansa budaya Bali. Sedangkan di seluruh kawasan Sui Farm dipenuhi ornamen khas Jawa. Mulai kandang hewan yang menggunakan papan dan kayu khas Jawa, bahkan di sejumlah titik berdiri rumah joglo, dan gazebo untuk memanjakan pengunjung duduk dan bercengkrama dengan hewan.
Bahkan, musala dibangun dari bekas pedati yang didesain khusus untuk musala. Bangunan musala semua terbuat dari kayu tua yang unik. Sedangkan atap terbuat dari genting tanah liat. Khas rumah limasan Jawa. Maklum, pemilik Sui Farm Alzizi Fahmi atau yang akrab disapa Gus Fahmi merupakan kolektor joglo dan barang antik.
Sehingga desain Sui Farm disiapkan sesuai dan mengoptimalkan barang antik koleksi milik Gus Fahmi. Jika Anda, tertarik koleksi barang anti Gus Fahmi silakan mengunjungi Galeri Antik Numa Artshop yang masih berada di aera Sui Farm. Aneka koleksi barang antik mulai berbagai jenis mebelair, meja, kursi, lampu antik tersaji di sini. Anda bisa sekadar menikmati koleksi Gus Fahmi atau tertarik bertransaksi dan membawa pulang.
Puas berjalan-jalan bercengkrama dengan hewan domestik di Sui Farm, Anda bisa menikmati aneka kudapan, minuman dan makanan di Cafe dan Resto yang hanya selemparan baru. Sui Farm merupakan kebun binatang mini yang didirikan Pondok Pesantren Darul Ulum Agung dibawah asuhan KH. Mudjib Mustain Romli. Sui Farm dikelola putra keduanya, Alzizi Fahmi.
Pembangunan Sui Farm tercetus sejak berdiri SD dan SMP Al Azhar di lahan seluas 14.500 meter persegi. Lokasi sekolah, awalnya merupakan lahan milik Pesantren Darul Ulum. “Dibeli cash,” katanya.
Lantas Gus Fahmi menggagas mendirikan Sui Farm. Bahkan, santri atau santri yang lulus dan mengabdi di pesantren bekerja di Sui Farm. Seperti dilatih menjadi animal keeper untuk merawat hewan koleksi Sui Farm. Sui Farm menyayar sejumlah sekolah di kawasan kota Malang tertarik berpetualang dan belajar mengenal hewan ternak.
Selemparan batu dari Sui Farm, sorak-sorai dan dukungan penonton kompetisi futsal membahana. Mewarnai suasana mini zoo Sui Farm , Jalan Mayjen Sungkono, Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Sedangkan sejumlah pengunjung anak-anak bercengkrama dengan merpati dan hewan ternak lainnya. EKO WIDIANTO