DeMalang.ID – Bencana alam berupa gempa, tsunami, banjir sampai tanah longsor sewaktu-waktu dapat terjadi di Malang. Tidak ada yang bisa memprediksi dengan tepat kapan bencana itu terjadi.
Namun, meminimalisir korban sampai dampak kerusakan akibat bencana alam seperti gempa di Jawa Timur dapat dilakukan. Salah satunya dengan mitigasi seperti edukasi tentang bencana alam.
Edukasi bencana sejak dini terutama ke siswa sekolah dasar pun menuntut kreatifitas tersendiri. Lewat simulasi bencama maupun menggunakan media pembelajaran berupa komik.
Cara edukasi melalui komik inilah yang dilakukan Muhammad Fauzan Nursobar Sudrajat, mahasiswa Universitas Brawijaya Malang. Dia membuat komik bernama SIBENI, akronim dari Siaga Bencana Sejak Dini.
Komik, karya seni yang menggunakan gambar dan teks berisi cerita dinilai cocok jadi media pembelajaran ke anak-anak. Cerita di dalamnya berisi informasi mengenai mitigasi bencana gempa bumi.
“Gambar dan narasi komik menjelaskan penyebab terjadinya dan jenis gempa bumi,” kata Fauzan, kemarin.
Karakter dalam komik SIBENI juga menginformasikan langkah yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri. Sehingga penerima informasi itu dapat bersikap lebih tenang jika terjdi gempa bumi.
Menurut Fauzan, komik dipilih sebagai media pembelajaran mitigasi gempa karena ada cerita visual. Sehingga lebih mudah dipahami oleh anak-anak dalam menyerap informasi dengan harapan mudah diingat.
“Komik dibuat dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan ilustrasi menarik,” tuturnya.

Komik SIBENI tersebut untuk sekarang ini disampaikan dan diserahkan ke siswa SDIT Nurul Islam Klakah, Lumajang, bagian dari program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) UB Malang 2025.
Selain komik, juga dibagikan poster edukasi kebencanaan. Secara visual, poster juga menampilkan gambar karakter yang memuat informasi langkah penyelamatan saat terjadi gempa. Informasi yang dikemas secara menarik itu diharapkan dapat mudah diterima semua pihak.
Pihak sekolah mengapresiasi edukasi kebencanaan kepada siswa melalui media pembelajaran komik. Sebab bahasa yang digunakan sederhana dan isinya relevan dengan potensi bencana yang dapat terjadi kapanpun.
“Harapan kami edukasi kebencanaan ini dapat menambah pemahaman dan kesiapsiagaan siswa sejak dini,” kata Kepala SDIT Nurul Islam Klakah, Nurul Tofikin.
Siswa dapat mengerti potensi kegempaan yang sewaktu-waktu terjadi di tempat tinggalnya. Apalagi Kecamatan Klakah, Lumajang, termasuk kawasan zona rawan bencana.
Daerah ini dikelilingi gunung berapi aktif seperti Gunung Semeru dan Gunung Lemongan.Kapan pun dapat terjadi gempa tektonik yang dipicu oleh pergerakan lempeng tektonik di bawah permukaan bumi. Serta gempa vulkanik akibat ada peningkatan aktivitas gunung berapi aktif. (Zainul Arifin)