DeMalang.ID—Menteri Kebudayaan, Fadli Zon meninjau Candi Jago di Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang pada Ahad, 16 Februari 2025. Candi Jago merupakan cagar budaya peringkat Nasional peninggalan Tumapel-Majapahit. Candi ini rencananya akan dilakukan pemugaran pada April 2025.
“Kadang kita harus melihat langsung supaya tahu apa yang harus dilakukan, terutama dalam pelestarian, perlindungan terhadap warisan budaya,” kata Fadli Zon.
Rencana pemugaran, katanya, sesuai dengan kaidah pemugaran cagar budaya. Agar tidak terjadi kerusakan saat pemugaran berlangsung. Kunjungannya, diharapkan menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap warisan sejarah nasional.
Fadli Zon turut mengapresiasi masyarakat di Desa Budaya Tumpang yang terus menjaga dan melestarikan tradisi serta warisan leluhur. Melalui seni dan teknologi tradisional seperti tarian beskalan putri, batik dan cikar bisa memahami dan menghargai kebudayaan yang diwariskan nenek moyang kita.

“Candi Jago bukan hanya peninggalan sejarah, tetapi juga menjadi simbol keberlanjutan budaya yang harus dijaga bersama,” katanya. Fadli Zon melakukan kunjungan kerja ke Malang meninjau Sanggar Topeng Malangan Panji Asmoro Bangun, Museum Musik Indonesia, Museum Panji dan Universitas Brawijaya.
Saat meninjau Candi Jago, Fadli Zon disambut 40 cantrik mentrik Padhepokan Seni Mangun Dharma binaan Ki Sholeh Adi Pramono. Juga disambut dengan tari Beskalan Putri Malangan yang ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Kabupaten Malang. Ketua Lembaga Adat Desa Tumpang, Siti Nurvianti menyampaikan kunjungan kerja Menteri Kebudayaan dimanfaatkan untuk mengenalkan objek pemajuan kebudayaan. Salah satunya adalah cikar yaitu pedati yang menjadi alat transportasi tradisional berbentuk.
“Gerobak kayu ditarik oleh sapi. Cikar merupakan teknologi tradisional yang masuk dalam kategori transportasi tradisional yang hampir punah,” katanya.

Di Desa Tumpang, katanya, tersisa satu cikar milik Cak Pi’i. Ia menggunakan Cikar untuk alat transportasi mengangkut rumput dan hasil panen. Rasa cinta Cak Pi’i terhadap Cikar, katanya, tak terkalahkan meski telah memiliki mobil dan pikap.
Siti menyerahkan kain batik yang desainya terinspirasi dari relief Candi Jago. Batik produksi Cungkup Batik & Craft merupakan potensi seni kriya di Desa Tumpang. Desa Tumpang terpilih menjadi salah satu peserta Pemajuan Kebudayaan Desa sesuai Surat Keputusan kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi nomor 2057/F5/KB.10.06/2024 sebagai Desa Budaya. EKO WIDIANTO