DeMalang.ID – Salah satu aktivitas menyenangkan adalah menanam dan merawat tanaman baik iu di kebun, halaman rumah, di media pot dan lainnya. Bahkan sekedar berjalan-jalan melihat aktivitas petani tanaman hias seperti di Kota Batu juga tak kalah menyenangkan.
Bahkan jadi sebuah kesenangan tersendiri bila memadupadankan teknik menanam dengan seni kerajinan. Gabungan antara teknik tanam dan seni kerajinan pot tanaman hias memiliki nilai estetika tinggi. Dapat memperindah rumah sebagai desain interior dan eksterior.
Kerajinan pot tanaman hias dan bunga tidak melulu harus memanfaatkan limbah atau barang bekas berupa plastik maupun botol. Tapi bisa dengan memanfaatkan sabut kelapa menjadi sebuah karya cantik dan keren ala Jepang seperti produk kerajinan dari Kota Batu ini.
Pelaku kerajinan itu adalah Creative Kokedama, sebuah UMKM di Desa Sidomulyo, Kota Batu yang bergerak di bidang gardening. Mereka memadukan kerajinan pot tanaman hias dengan teknik menanam ala Jepang.
Kata Kokedama berasal dari bahasa Jepang, Koke berarti moss atau lumut, sedangkan Dama artinya bola. Sehingga cecara bahasa dapat berarti “bola lumut” atau “moss ball”. Media tanam yang digunakan adalah moss dan umumnya tanaman diletakkan di piring (tatakan) atau digantung.
Kokedama merupakan teknik menanam tanaman hias asal Negeri Sakura berupa bola tanah ditutupi lumut dan digunakan sebagai media hidup tanaman hias. Di Creative Kokedama, lumut diganti dengan sabut kelapa yang dibentuk bulat layaknya bola dan dibalutkan ke tanaman.
Dikutip dari berbagai sumber, pemilik usaha ini, Dwi Lily Indayani menyebut usaha ini dimulai pada 2017 silam saat digunakan sebagai souvenir pernikahannya. Dari semula buah tangan pernikahan, kerajinan pot tanaman hias itu mampu memicu ketertarikan dari teman-temannya.
Banyak di antara rekannya yang bertanya dan kemudian memesan ke Lily. Sejak itulah dia mengembangkan kerajinan itu sebagai sebuah peluang usaha baru. Gabungan teknik menanam dan seni kerajinan ini memberi nilai tambah pada tanaman hias.
Di Creative Kokedama ini, jenis tanaman hias yang ditanam menggunakan Kokedama biasanya adalah Kalathea, Peperomia, Philodendron, Sansievera, Kriptantus, Sirih Hias dan Aglaonema. Tapi tanaman lainnya juga bisa juga bisa ditanam.
Harga jual tanaman pun otomatis terdongkrak naik Misalnya bila harga tanaman sebenarnya Rp 10 ribu atau Rp 20 ribu, dengan Kokedama harga jualnya bisa lebih dari Rp 50 ribu. Tidak hanya indah secara seni, kerajinan ini juga sangat ramah lingkungan karena memanfaatkan sabut kelapa.
Hasil karya mereka menembus pasar Jepang dalam dua tahun terakhir. Pada Januari 2024 lalu, Creative Kokedama menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Kokedama Bond Syoji.co.ltd, buyer asal Jepang.
Laman facebook Bea Cukai Malang mengumumkan penandatanganan kontrak eksklusif itu. Berupa ekspor minimal sebanyak 2 kontainer setiap tahunnya dengan nilai sebesar USD 26.000 per kontainer. Kerjasama ini diharapkan juga dapat mendorong produk UMKM lainnya turut berkembang.
Desa Sidomulyo merupakan sentra budidaya tanaman hias dan kerap dijuluki sebagai desa bunga. Di desa ini juga bertebaran produk-produk gardening. Para petani di desa ini diharapkan menerima manfaat dari ekspor produk kerajinan pot tanaman hias. Selain itu bisa memicu daya kreatifitas membuat kerajinan pot tanaman.
Kerajinan pot tanaman hias dari bahan sabut kelapa ini memiliki keunggulan tersendiri. Sabut kelapa memiliki tekstur kasar, berserat dan bersifat tahan lama. Dengan digunakan sebagai pembuatan pot bunga, maka sangat ramah lingkungan. Jadi alternatif pengganti pot plastik sudah pasti sulit terurai dan tidak ramah lingkungan.
Selain itu, sabut kelapa diketahui punya kemampuan menyerap dan menjaga kelembapan tanah dengan baik sehingga membantu mengurangi frekuensi penyiraman. Menjadi sebuah pilihan tepat untuk tanaman yang membutuhkan kelembapan stabil, seperti tanaman hias tropis. ZAINUL ARIFIN