DeMalang.ID—Sebanyak 14 musisi Malang meluncurkan album kompilasi Mohga (Make Our Home Great Again) Volume 1 di Plaza Maliki, Ahad, 12 Januari 2025. Sebuah album yang memadukan seni musik dengan kepedulian terhadap lingkungan dan isu sosial di Malang. Para musisi beragam genre menyuarakan pesan tentang fenomena sosial dan lingkungan. Mulai isu banjir, kemacetan, kemanusiaan dan kesehatan mental.
Album Mohga membangkitkan rasa memiliki dan kepedulian para musisi terhadap Malang dengan pendekatan musik yang menyentuh hati. Keempatbelas musisi yang terlibat yakni Joko Tebon Berbudi, Mary Jona, Bonerutzy, Sagds, Pagi Tadi, Nganchuk Crew, Tropical Forest, Ishokuichi, Mad Brother, Mpa nada, Pace Tommy, Omenarie, dan Anesseria.
“Mohga merupakan sebuah pergerakan, inisiasi musisi mengkritisi kota tercinta. Mengangkat isu sosial dan lingkungan,” kata Kepala Suku Mohga, Aldo. Tujuannya, menyadarkan semua pihak atas apa yang terjadi di Malang. Mulai kemacetan di macet, banjir saat hujan, dan banyak kasus bunuh diri di Malang.
Vokalis Pagi Tadi, Yulius Benu menuturkan visi Mohga selaras dengan Pagi Tadi, sehingga bersedia turut terlibat. Mohga, katanya, menjadi wadah bersama lintas disiplin ilmu. “Tak hanya bicara musik saja, tapi ada aksi nyata berkelanjutan. Turut andil menjadikan Malang semakin baik,” kata Benu.
Sementara Lukman dari Joko Tebon Berbudi menjelaskan gerakan Mohga terjadi dibimbing semesta. Semua pihak, katanya, berbagi energi positif dan bergandengan tangan. “Menularkkan ide dan gagasan menjadikan Malang menjadi rumah yang aman dan nyaman ditinggali. Mari jaga Malang,” ujarnya.
Album kompilasi ini dimulai dari workshop intensif yang melibatkan para musisi untuk memastikan karyanya relevan dengan isu-isu di Malang Raya. Produksi dilangsungkan 24 November-28 Desember 2025. Mulai proses recording, mixing, dan mastering.
Selanjunya bakal dilangsungkan Green Mission pada 19 Januari 2025 sebuah konser di wilayah yang rawan banjir. Serta meningkatkan kesadaran masyarakat mengolah sampah, menanam pohon dan mengedukasi lingkungan kepada masyarakat sekitar. Disusul Logigs University pada 26 Januari 2025, sebuah konser kolaborasi dengan psikolog untuk penyuluhan kesehatan mental. Serta membuka ruang untuk bercerita.
“Di kampus ada kasus bunuh diri,” katanya. Pada 6 Februari 2025 diselenggarakan Soul Retreat, akni camping untuk mendorong perbaikan kesehatan mental dengan cara memberikan wadah, memberikan materi yoga, dan melakukan beberapa aktivitas yg dapat meringankan beban emosional.
Dilanjutkan B-INVD. Malabaru pada 19 Februari 2025 yakni mengembalikan fungsi hutan Malabar sebagai jantung kota. Caranya dengan melakukan melalui kegiatan sosial yang selaras dengan kampanye Mohga. Disusul Sasar Bazar pada Maret 2025, sebuah bazar Ramadhan dengan konsep ramah lingkungan minim sampah. Kemudian F. Sebar Subur sebuah kegiatan charity atau amal bersama para musisi. Grand Launching Mooha Vol. 1 akan dluncurkan 20 April 2025.
Album Mohga berharap bisa membuka mata masyarakat dan pemangku kepentingan untuk peduli pada isu lingkungan. Sehingga Malang Raya dapat menjadi tempat tinggal yang lebih nyaman bagi manusia, tumbuhan, dan segala kehidupan lainnya. EKO WIDIANTO
Berikut lirik dari Nganchuk Crew bergenre Hip Hop
Tetap ae plonga-lungo, masio Malang mulai panas
Tetap ae plonga-lungo, masio Malang macete mulai cemas
Plonga plongo…
Selamat datang di MLG, yang tak sama seperti dulu lagi
Wis sumuk, banjir dan ramai
Howo howone wis gak koyo ndisek
Malang sing adem opo sik tasik?
Embonge macet, kok tambah ruwet…..
Pemimpine malah kaya makmum
Rakyate mabuk masrum
Malang wis gak ijo royo-royo, tambah dijajah oyo gak oleh loyo…………..