Oase Bagi Santri Difabel di Malang Menyelami Al-Quran

Mata santri fokus pada gerak isyarat guru

DeMalang.ID – Seluruh umat muslim selalu bersuka cita menyambut Ramadhan, bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Banyak yang berlomba-lomba mencari keberkahan selama bulan suci ini, penyandang disabilitas di Kota Malang pun tak mau ketinggalan.

Puluhan santri difabel pun turut khusyuk mengaji di Masjid Madinah, Jalan Saxophone Kota Malang, pada Sabtu, 8 Maret 2025. Sejak pukul 08.00-10.00 WIB, penyandang disabilitas netra, rungu dan wicara, disabilitas grahita dan penyandang disabilitas daksa belajar membaca dan menghafal Al-Quran.

Aktivitas itu sebenarnya rutin mereka lakukan rutin setiap Sabtu, tepatnya sejak 2017 ketika Islamic Disability Center berdiri. Semula ada 5 santri yang belajar mengaji, kini sudah 80 santri difabel turut bergabung belajar mengaji. Tapi Ramdhan selalu membuat para santri lebih antusias dalam mengaji.

Pengurus wali santri, Agnes Banowati, mengatakan metode pembelajaran menyesuaikan kebutuhan santri, seperti menggunakan bahasa isyarat, Al-Quran braile dan murottal. Serta pendekatan bersifat emosional terutama untuk santri tunagrahita.

“Semua penyandang disabilitas dapat belajar mengaji di sini, terutama anak-anak. Pembelajaran menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan santri,” kata dia.

Santri belajar di Islamic Disability Center secara gratis maupun membayar sesuai kemampuannya. Sedangkan para pengajarnya merupakan relawan yang memiliki keterampilan sesuai metode pembelajaran.

Islamic Disability Center menjadi oase bagi anak-anak penyandang disabilitas untuk belajar mengaji. Sebab sekolah dan lembaga inklusi umum yang ada di Kota Malang masih sangat terbatas dalam mengajarkan ilmu agama.

Menurut Agnes, salah satu tujuan dari kegiatan ini ke depan adalah membuka pondok pesantren khusus difabel. Sehingga ada wadah bagi anak-anak difabel untuk mengenal dan belajar Al-Quran sesuai kondisi mereka.

Sejauh ini, Islamic Disability Center mengandalkan donasi wali santri maupun bantuan dari Masjid Madinah di jalan Saxophone untuk mendukung operasional kegiatan. Meski begitu, berbagai keterbatasan tak menghalangi proses pembelajaran para santri.

Suasana belajar santri hening dan hanya hanya bahasa isyarat
Suasana belajar santri hening dan guru

Teks dan Foto : AMAN ROCHMAN

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *