DeMalang.ID – Gugusan pegunungan yang mengelilingi Malang menjadikan daerah ini salah satu destinasi favorit untuk menikmati wisata alam. Banyak pula yang memasukkan daerah ini sebagai tujuan wajib untuk wisata pendakian gunung yang semakin populer.
Ada deretan pegunungan dan perbukitan di Malang yang menantang untuk dijelajahi para pendaki. Di wilayah ini terdapat sembilan gunung dan 1 satu pengunungan. Terdiri atas Gunung Panderman, Bromo, Semeru, Kelud, Kawi, Gunung Arjuno, Welirang, Anjasmoro, Gunung Batok dan Pegunungan Kendeng.
Seluruh gunung dan pegunungan itu menawarkan wisata pendakian yang menantang, petualangan seru dan memberi pengalaman berbeda. Pendakian juga olahraga yang baik untuk meningkatkan kebugaran fisik, khususnya daya tahan tubuh. Termasuk jadi sarana mengujicoba batas fisik dan mental demi menggapai puncak gunung.
Pendakian gunung tidak hanya soal stamina tubuh dan mental agar dapat melewati medan berat. Pendaki juga harus mempersiapkan perlengkapan yang sesuai dan sangat penting untuk mendaki.
Perencanaan dan pengetahuan tentang jalur dan cuaca gunung di Malang yang hendak didaki juga sangat penting. Meliputi estimasi waktu pendakian, cuaca dan potensi longsor di jalur pendakian. Hal ini dapat membantu memitigasi situasi yang tidak diinginkan.
Salah satu hal yang tidak kalah penting adalah memantau informasi secara berkala dari otoritas kegunungapian. Sebab tiap gunung bisa saja masih memiliki potensi aktivitas vulkanik yang setiap saat statusnya bisa berubah.
Mengutip laman magma.esdm.go.id, banyak gunung di Indonesia termasuk di Malang yang masuk kategori gunung api aktif, yakni masih menunjukkan aktivitas vulkanis seperti mengeluarkan magma atau erupsi. Gunung api aktif dapat meletus kapan saja dan tercatat pernah erupsi setidaknya sekali dalam 10 ribu tahun terakhir.
Gunung api aktif itu sendiri masih dibagi menjadi tiga tipe yakni tipe A, B dan C. Pembagian tipe itu merujuk pada catatan sejarah letusan yang pernah terjadi maupun aktivitas vulkanik gunung api tersebut.
Tipe A merupakan gunung api yang memiliki catatan sejarah letusan atau erupsi sejak tahun 1600. Sementara Tipe B adalah gunung api dengan catatan sejarah pernah terjadi letusan sebelum tahun 1600.
Sedangkan Tipe C merupakan gunung api yang tidak memiliki catatan sejarah letusan, tetapi masih memperlihatkan jejak aktivitas vulkanik, seperti solfatara atau fumarole (mengeluarkan asap dan gas vulkanik).
Berdasarkan pembagian tipe itu, dari 9 gunung dan 1 pegunungan yang ada di wilayah Malang Raya, 5 di antaranya merupakan gunung berapi aktif masuk tipe A. Kelima gunung itu yakni Gunung Kelud, Arjuno – Weilirang, Semeru dan Bromo.
Pembagian tipe itu tidak menginformasikan jenis ancaman bahaya dan karakteristik gunung api secara sistematik. Penggolongan itu dibuat untuk tujuan sebagai acuan penelitian agar dapat mengantisipasi ancaman bahaya letusannya secara efektif. Berikut ini sejarah letusan lima gunung api aktif di sekitar Malang.
Gunung Arjuno-Welirang
Secara administratif Gunungapi Arjuno-Welirang berada di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan. Gunungapi strato dengan ketinggian mencapai 3.339 meter ini Erupsi terakhir dari gunung ini tercatat terjadi pada 15 Agustus 1952 selama kurang lebih 5 hari dengan skala VEI 2.
Gunung Kelud
Gunung ini berada di perbatasan Kediri, Malang dan Blitar. Gunung Kelud pernah meletus 7 kali. Yaitu pada 1901, pada 1919 menyebabkan 5.110 korban jiwa. Lalu terjadi pada 1951, 1966, 1990, 2007. Erupsi terakhir pada 2014 dan termasuk sangat besar.
Saat erupsi terakhir itu dampaknya turut dirasakan masyakat tidak hanya di Jawa Timur, tapi juga di Jogjakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Aktivitas warga di sejumlah kota di empat provinsi itu turut terdampak akibat abu vulkanik Kelud.
Gunung Bromo
Secara administratif Gunung Bromo masuk dalam wilayah Probolinggo, Malang, Pasuruan, dan Lumajang. Gunung api kerucut sinder yang berada dalam kaldera Tengger ini telah beberapa kali meletus sejak abad 20.
Catatan erupsi gunung dengan ketinggian 2. 329 mdpl ini yakni pada 1860, 1974, 2010, 2015–2016 dan terakhir pada 19 Juli 2019. Sampai hari ini juga masih ada aktivitas vulkanik di gunung suci bagi masyarakat Siku Tengger ini.
Gunung Semeru
Gunung ini berada di dalam Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. Sejarah letusan gunung dengan ketinggian 3676 mdpl ini pertama kali tercatat pada 1818. Sejak saat itu sudah berkali-kali terjadi peningkatan aktivitas vulkanik dan erupsi.
Gunung dengan ketinggian 3676 mdpl ini berada di dalam Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. Gunungapi ini memiliki kawah aktif Jonggring-Seloko di sisi tenggara Puncak Mahameru. Memiliki memiliki riwayat panjang, erupsi pertama kali tercatat pada 1818.
Pada periode 1900-an, peristiwa erupsi yang tercatat, mulai 1913, 1941-1942, 1945-1947, 1950-1951, 1961, 1963, 1972, 1977, 1992, hingga 1994. Lalu pada dekade 2000-an tercatat pernah meletus pada 2002, 2004, 2005, 2007, 2008, 2021 dan 2022. Sejak 2024 sampai awal 2025 juga tercatat beberapa kali ada peningkatan aktivitas vulkanik di Semeru. ZAINUL ARIFIN