Ratusan Sapi di Malang Terpapar Penyakit Mulut dan Kuku

DeMalang.ID—Ratusan sapi di Kabupaten Malang terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau Foot and Mouth Disease. Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto menjelaskan sebagian besar sapi yang terinfeksi jenis sapi potong. Total sebanyak 616 ekor sapi yang terinfeksi sekitar 60 persen sembuh.  ”Pemerintah Kabupaten Malang menyiapkan BTT (Bantuan Tak Terduga), tapi menunggu instruksi kedaruratan,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima DeMalang.

Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto dan Pj. Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono memantau proses vaksinasi di kandang komunal Koperasi SAE Pujon pada Sabtu 11 Januari 2025. Sapi yang terinfeksi tersebar di Kecamatan Dau, Lawang, Ngajum, Pagak, Pakis, Singosari, Sumberpucung, Wajak, Wagir, Sumbermanjing Wetan.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang memberikan edukasi dan peringatan untuk kesiapsiagaan dini terhadap maraknya kembali PMK. “Petugas juga melakukan pengawasan terhadap hewan di sejumlah pasar hewan,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Eko Wahyu Widodo dalam pesan tertulis.

Peternak sapi perah di Ngantang Kabupaten Malang melakukan vaksinasi dan menjaga kesehatan sapi mencegah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Eko Widianto/ DeMalang.

Petugas, katanya, memberikan respon cepat terhadap laporan masyarakat dengan pengobatan, pemberian vitamin dan desinfeksi kandang. Selain itu, juga dilakukan sosialisasi kepada perusahaan peternakan, koperasi susu dan masyarakat untuk pengadaan vaksin secara mandiri. “ Hewan yang terjangkit tidak boleh divaksin.  Vaksin hanya diberikan untuk ternak sehat,” ujarnya.

Sedangkan sampai saat ini, ujarnya Eko, Pemerintah Kabupaten Malang belum menerima bantuan vaksin dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi. Meski ada kasus PMK, sampai sejauh ini Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang  tidak menutup pasar hewan. Transaksi jual beli hewan tetap berlangsung di sejumah pasar hewan di Malang.

Tujuannya vaksinasi dilangsungkan untuk mencegah penyebaran virus PMK. Vaksinasi dilakukan sebagai respon atas meningkatnya kasus PMK di beberapa wilayah. Lantaran berpotensi mengancam sektor peternakan dan perekonomian daerah. “Jalur lalu lintas perdagangan sapi dan ternak diperketat,” kata Adhy dalam siaran pers.

Adhy juga meminta koperasi dan perusahaan besar mengadakan vaksin secara mandiri. Koperasi SAE Pujon menjadi contoh, yang menyediakan vaksin secara mandiri. Termasuk memberikan vitamin, dan mengobati sapi yang sakit. “Koperasi SAE Pujon betul-betul mengurus sapi dengan baik,” katanya.

Saat ini, katanya, tersedia 25 ribu vaksin dan bakal ditambah 325 ribu vaksin dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Timur. Pemerintah Provinsi Jatim mendapatkan bantuan sebanyak 1,4 juta vaksin dari Kementerian Pertanian.

Sedangkan kebutuhan vaksin mencapai 7 juta, diutamakan disalurkan ke daerah yang terjadi peningkatan kasus PMK. Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melakukan vaksinasi sebanyak 11.317 ekor sejak 1 Desember 2024 sampai 10 Januari 2025. “Sekitar 70 persen dalam proses penyembuhan dan 22 persen sudah sehat kembali. Sisanya mati,” katanya.  

Kemudian, sekitar tiga persen dari populasi dipotong paksa. Pasar hewan tidak ditutup, katanya, lantaran mempertimbangkan  kondisi ekonomi masyarakat. Sehingga dilakukan berbagai langkah dan respons pencegahan. “Di Jawa Timur ada tiga pasar hewan ditutup di Tulungagung, Situbondo dan Ponorogo,” ujarnya.  Sementara itu, EKO WIDIANTO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *