Sejarah Sup Hitam dan Warung Rawon Legendaris di Malang

DeMalang.ID – Orang bule atau warga dari benua eropa dan amerika kerap menyebut salah satu kuliner khas Jawa Timur ini sebagai black soup alias sup hitam. Kita tentu lebih mengenal makanan yang kelezatannya tak terbantahkan ini sebagai rawon.

Semangkuk sup hitam dengan potongan daging sapi, taoge, kerupuk udang, telur asin akan lebih nikmat disantap bersama nasi hangat dan sambal. Rawon merupakan salah satu khazanah kuliner nusantara, diracik dari rempah-rempah khas Indonesia seperti kluwek atau keluak, lengkuas dan ketumbar.

Kelezatannya telah diakui penikmat kuliner level internasional. Rawon berkali – kali masuk dalam daftar 10 besar sup terenak di dunia versi TasteAtlas sebuah platform penyedia informasi makanan tradisional di seluruh dunia.

Ya, kuliner yang identik dengan kuah pekat berwarna hitam ini adalah kuliner tradisional yang konon sudah ada sejak masa Majapahit. Sejumlah ahli menyebut pada masa itu sup ini dinamakan ‘Rarawwan’ seperti dituliskan dalam Prasasti Taji berangka tahun 823 Saka atau 901 Masehi di Ponorogo, Jawa Timur.

Laman Kemenparekraf.go.id menuliskan, dalam Serat Wulangan Olah-olah Warna-warni (1926), dahulu rawon menggunakan daging kerbau dan menjadi hidangan bagi para raja-raja. Namun lambat laun diganti daging sapi karena lebih umum dan mudah ditemukan.

Sup ini dimasak dengan cara lambat dan campuran bumbu-bumbu rempah khas, membuat daging rawon sangat empuk dan kaldunya meresap sempurna. Meski identik sebagai masakan khas Jawa Timur, rawon juga banyak ditemukan di Jawa Tengah. Di setiap daerah penyajian rawon memiliki ciri khas masing-masing yang disesuaikan dengan karakteristik rasa di setiap daerah.

Di berbagai daerah di Jawa Timur rawon umunya disajikan dengan kudapan pendamping seperti tempe. Tapi di sejumlah daerah tertentu seperti Malang, kudapan wajib itu biasanya adalah gorengan mendol, tempe kedelai yang dihancurkan dicampur bumbu dan dibentuk lonjong.

Seperti di berbagai daerah di Jawa Timur umumnya, sangat mudah menemukan warung rawon enak. Bahkan beberapa di antaranya sangat populer seperti rawon setan, rawon kalkulator dan lainnya di Surabaya.

Demikian pula di Kota Malang, ada beberapa warung rawon legendaris yang sudah berdiri sejak puluhan tahun silam. Menjadi jujugan para penikmat sup hitam lintas generasi. Bahkan beberapa di antara rutin disinggahi para selebritas maupun tokoh nasional seperti mantan Presiden Megawati Soekarno Putri dan Soesilo Bambag Yudhoyono saat berkunjung ke Malang.

Seperti Warung Rawon Brintik di Jalan KH Ahmad Dahlan No. 39, Sukoharjo, Klojen, yang berdiri sejak 1942. Namanya diambil sang empunya warung karena berambut keriting alias brintik. Warung ini telah dikelola oleh generasi ketiga dari sang pendiri.

Ada pula Rawon Rampal yang berdiri sejak 1957. Warung ini mempertahankan cara memasak tradisional menggunakan tungku dan arang. Foto Presiden SBY terpajang di dinding warung, menandakan beliu termasuk penikmat rawon olahan warung yang berada di Jalan Panglima Sudirman Nomor 71A, Kesatrian, Blimbing, dekat Lapangan Rampal Malang.

Lalu ada Warung Rawon Nguling juga tak kalah populer. Di warung yang berdiri sejak 1982 ini, menyediakan tempe, mendol, perkedel, sate, babat, paru, dan lainnya sebagai lauk pendamping. Letaknya di Jalan Zainul Arifin No. 62, Kiduldalem, Klojen.

Nama Warung Rawon Pak Jenggot juga tak kalah legendarisnya di Malang. Berdiri sejak 1976, warung yang berada di Jalan Sulfat No. 5, Purwantoro, Kecamatan Blimbing ini buka sejak siang sampai pukul 00.00 dini hari.

Di dekat Stasiun Malang, persisnya di Jalan Trunojoyo, ada satu warung rawon yang cukup terkenal yakni Rawon Tessy. Buka sejak pagi sampai malam hari dengan salah satu cirinya kuahnya tidak terlalu hitam pekat dan kental.

Tentu selain nama – nama itu, masih banyak warung rawon lain di Malang yang menyajikan sup hitam ini tak kalah lezat dan nikmat. Anda bisa memasukkan nama warung rawon favorit anda dalam daftar wajib untuk dikunjungi saat lapar.ZAINUL ARIFIN