Sesaji Cinta untuk Semesta Persembahan Jokotebon Berbudi

DeMalang.IDJokotebon Berbudi duo musisi meluncurkan album perdana mengusung Spirit of Panji. Jokotebon Berbudi terdiri atas Lukman seorang perupa asal Tumpang, Kabupaten Malang yang tertarik berkarya menulis lagu dan lirik dan Budi seorang gitaris, komposer, arranger, dan produser musik lepas yang berpengalaman kolaborasi dengan musisi dalam dan luar negeri.

Keduanya memutuskan berkolaborasi membuat sebuah persembahan album musik. Album ini diwarnai cerita dari pengalaman serta nilai-nilai berharga yang ditemui dalam perjalanan proses berkarya. Album bertajuk “Sesaji Cinta untuk Semesta” dirilis pada 13 Februari 2025 dalam berbagai platform musik digital.

Album ini terinspirasi dari peninggalan leluhur berupa Candi Jago. Salah satu bagian relief Candi Jago mengisahkan pertemuan musisi-musisi dengan beragam alat musik untuk upacara pemujaan kepada Dewa.

Album terdiri atas sembilan lagu berbeda-beda, tanpa batasan genre tertentu. Masing-masing lagu memiliki nuansa berbeda jika didengarkan sesuai urutan memiliki keterkaitan satu sama lainnya. “Mencerminkan cerita yang diinspirasi dari karakter Panji Asmarabangun dalam proses pencarian jati dirinya yang sejati,” kata Lukman dalam siaran pers yang diterima DeMalang.

Jokotebon Berbudi meluncurkan album bertajuk “Sesaji Cinta untuk Semesta” dirilis pada 13 Februari 2025 dalam berbagai platform musik digital. Foto: Jokotebon Berbudi.

Album berisi tentang lagu-lagu yang menceritakan sebuah perjalanan pencarian jati diri sejati, terinspirasi dari sebuah karakter Panji Asmarabangun. Panji Asmarabangun, katanya, memiliki kisah yang sarat makna. Tentang perjumpaan, perpisahan dan pertemuan kembali. “Tujuan album ini untuk kebaikan seluruh alam semesta raya dan seisinya,” kata Budi.

Dalam album, kata Budi, ia ingin berbagi melalui lirik dan getaran frekuensi. Supaya mampu menjadi berkah dan cahaya untuk yang mendengarkan dan untuk  kehidupan. Merasakan getaran bersama bersatu dengan getaran Semesta dan menemukan diri sejatinya untuk bebas dari ilusi dunia.

Mendengarkan lagu-lagu karya Jokotebon Berbudi ini, Anda akan terbawa dalam suasana berbeda. Lantaran Jokotebon Berbudi memilih tuning 432 hz, yang sering disebut miracle music, sacred tuning, atau sound healing music. Tuning ini yang digunakan musisi era klasik seperti Beethoven, The Beatles, Bob Marley, Jimi Hendrix bahkan Gombloh.

Sedangkan standar tuning 440 Hz ditetapkan pada 1950-an, standar ini dikonfirmasi pada 1975-an sebagai standar tuning penyetelan bagi industri musik diseluruh dunia. Salah satu alasannya sebuah ukuran standar dunia global, sekaligus kembali ke akar. EKO WIDIANTO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *