DeMalang.ID—Langit cerah, angin berembus di 1.300 meter di atas permukaan laut (m.dpl). Seorang pilot paralayang berjalan menuju landasan, seluas lapangan bola voli di Gunung Banyak, Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Sang pilot menggendong parasut bersiap take off atau lepas landas bersama seorang penumpang. Keduanya bersiap. Setelah payung parasut paralayang mengembang sempurna, keduanya berlari kecil meninggalkan landasan.
Dari ketinggian 1.500 m.dpl, penumpang terbang tandem paralayang bisa menikmati pemandangan Kota Batu di udara. Merasakan sensasi terbang, sekaligus menikmati lanskap Kota Batu bakal menjadi sensasi tersendiri. Beragam reaksi penumpang, ada yang tersenyum puas, gembira, ketakutan hingga pipis di celana sampai mengumpat.
“Tujuan awal untuk mengenalkan olahraga dirgantara, paralayang. Bisa menikmati terbang meski tak belajar olah raga dirgantara,” kata Ketua Asosiasi Pilot Tandem Paralayang Indonesia Chapter Batu, Ismoyo.
Awalnya, paralayang di Gunung Banyak merupakan aktivitas olahraga dirgantara yang dimulai sejak 1999. Gunung Banyak dipilih berdasarkan survei dan pengamatan yang cukup lama. Lokasi memiliki embusan angin yang cukup untuk paralayang. Olahraga paralayang dirintis Ridwan yang belajar paralayang saat kuliah di Jakarta. Lantas bersama sesama penghobi paralayang mengajukan izin kawasan Gunung Banyak menjadi landasan terbang paralayang.
Kawasan yang dikelola Perum Perhutani ini juga menjadi salah satu venue untuk cabang olahraga paralayang saat Pekan Olahraga Nasional (PON) 2000 di Jawa Timur. Bersama seperti pilot paralayang lainnya, Ismoyo merupakan atlet paralayang yang secara khusus sekolah dan mendapat lisensi terbang. Sejumlah prestasi ditorehkan pilot paralayang milai PON sapai ASEAN Games.
Sejumlah atlet berlatih di sini. Namun, lambat laun ditawarkan terbang tandem terbang dengan parasut paralayang bersama pilot profesional. Disiapkan sebuah parasut berukuran lebih besar untuk mengangkut dua orang. “Terbang tandem aman, dengan pilot profesional berlisensi. Juga disediakan asuransi bagi setiap pengunjung,” katanya.
Akhirnya, pada 2005 Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) mengeluarkan izin paralayang tandem. Saat itu, tak banyak yang tertarik terbang dengan paralayang. Pada medio 2010, seorang reporter televisi menampilkan keseruan terbang di langit Kota Batu seolah menjadi ajang promosi. Sebagai lambat laun banyak yang tertarik dan menjajak terbang tandem di Gunung Banyak.
Olahraga minta khusus, reporter terbang tandem menjadi alat promosi. Bisa dinikmati. Awalnya sepekan 1-2 orang. Berkembang mulut ke mulut, sosial media makin luas dikenal. Berkembang bertahap, dikenal paralayang bisa menimati meski tidak belajar paralayang.
Lantas, perkembangan media sosial memungkinkan setiap pilot paralayang menampilkan foto dan video aksi terbang di udara. Unggahan foto dan video tersebut turut mempromosikan paralayang ke khalayak. Setiap penumpang tandem, cukup membayar Rp 400 ribu sekali terbang.
Mereka akan mendapat fasilitas berupa minuman selamat datang dan transportasi dari dari lokasi landing menuju Gunung Banyak. Sedangkan sejumlah tour operator yang bekerja sama dengan Ismoyo menawarkan sejumlah paket dengan fasilitas dan harga yang beragam.
“Dipinjami helm, dan radio komunikasi. Jika tidak memakai sepatu, bisa pinjam di sini,” katanya. Sedangkan dokumentasi, wisatawan bisa menggunakan gawai yang telah dilengkapi kamera yang bagus. Penyedia layanan tandem paralayang menyediakan tongsis. Terbang tandem, katanya, tergantung kondisi cuaca. Mereka hanya terbang saat cuaca dan angin yang bagus untuk mengembangkan parasut.
Selain itu, pilot juga koordinasi dengan Pangkalan TNI Angkatan Udara Abdulrachman Saleh Malang. Mereka dilarang terbang selama ada pesawat yang melintas. Mereka akan terbang selama tujuh menit sejauh dua kilometer. “Kami menggunakan SOP Internasional dan peralatan yang berlisensi. Semua aman,” katanya.
Wisata Dirgantara
Sebanyak 25 pilot yang berlisensi yang bergabung dengan Asosiasi Pilot Tandem Paralayang Indonesia Chapter Batu. Namun, biasanya sekitar 10-11 pilot setiap hari yang melayani terbang tandem. Lantaran anggota memiliki latar belakang yang beragam, termasuk anggota TNI. “Skitar 20-30 persen yang mengandalkan paralayang sebagai pekerjaan utama. Selebihnya pekerjaan sampingan,” katanya.
Rata-rata setiap hari bisa melayani sekitar 30-40 penumpang. Sebagian besar wisatawan nusantara dari berbagai kota di Kalimantan. Sekitar 20 persen diantaranya wisatawan mancanegara. Puncak pengunjung biasanya saat libur panjang atau libur tahun baru sekitar 25-40 penumpang. “Kami berita potongan hingga 20 persen untuk warga Malang,” katanya.
Sedangka bobot penumpang standar 90 kilometer, namun parasut mampu mengankut penumpang berbobot 100-105 kilogram, Tergantung kondisi angin, cukup untuk mengembangkan parasut. Penumpang dipastikan sehat, tidak direkomendasikan untuk yang memiliki riwayat jantung terbang tandem. “Penumpang gak ngapa-ngapain, kayak naik becak,” katanya. Semua, kata ismoyo, diatur pilot.
Wisata minat khusus ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB. Khusus Jumat buka mulai pukul 13.00 WIB sampai 17.00 WIB. Asosiasi, katanya, bertujuan membuat aturan saat memberi pelayanan kepada wisatawan dan mengurus berbagai perizinan. Sejumlah Kota di Jawa Timur, kata Ismoyo, memilki spot paralayang yang bisa dikembangkan menjadi objek wisata. Namun, dibutuhkan sumber daya manusia yang memadai untuk mengelolanya.
Paralayang sebagai salah satu olahraga atau wisata minat khusus, katanya, sehingga tak semua wisatawan yang ke Gunung Banyak menjajal terbang tandem. Wisatawan juga bisa menikmati pemandangan alam di Gunung Banyak. Disediakan berbagai wahana seperti taman langit dan rumah pohon.
“Anjungan city view dibuka sejak 2012,” kata Kepala Wahana Wisata Paralayang Gunung Banyak, Bambang Harianto. Rata-rata kunjungan saat hari kerja antara 300-400 orang. Sedangkan akhir pekan mencapai 900 orang. Sedangkan sebelum pandemi Covid-19, pengunjung di akhir pekan melebihi 1000 orang. Sesuai daya dukung kawasan, kapasitas maksimal pengunjung 1.700 orang per hari. Untuk masuk Wanawisata Paralayang Gunung Banyak, anda cukup membayar tiket Rp 20 ribu. Sedangkan untuk menikmati taman langit tiket sebesar Rp 10 ribu. EKO WIDIANTO