Tradisi dan Makna Buah Imlek di Klenteng Eng An Kiong Malang

Buah imlek klenteng eng an kiong malang

DeMalang.ID – Salah satu hari besar yang dirayakan oleh umat Khonghucu dan masyarakat Tionghoa di seluruh dunia adalah Imlek atau Tahun Baru Cina. Saat momen itu, klenteng di seluruh penjuru dunia termasuk Eng An Kiong di Malang bakal jauh lebih semarak.

Pengurus Klenteng Eng An Kiong Malang mulai sibuk melakukan ritual mencuci patung dewa-dewa. Rumah ibadah tersebut penuh dekorasi khususnya berwarna merah. Umat Khonghucu berbondong-bondong ke klenteng untuk sembahyang.

Buah-buahan segar juga disediakan di altar persembahyangan bagian dari persembahyangan. Setiap klenteng sehari-harinya memang selalu menghadirkan buah sebagai salah satu media peribadatan. Tapi ada buah tertentu yang muncul khusus di momen Imlek saja.

Ada perbedaan jenis buah yang disiapkan di Eng An Kiong saat hari biasa dengan momen Tahun Baru Imlek ber. Buah yang wajib ada di altar adalah jeruk keprok atau jeruk mandarin, pir dan apel. Tapi saat imlek ditambah pisang raja dan jeruk bali.

Pengurus Yayasan Klenteng Eng An Kion Malang menyebut buah yang disiapkan saat Imlek itu sudah ada sejak dulu. Pengurus pantang melanggar warisan leluhur yang berlangsung turun – temurun itu. Jenis buah itu sangat bisa jadi berbeda dengan tradisi di klenteng lainnya.

“Itu buah yang harus ada di klenteng kami. Di klenteng lain buahnya bisa berbeda,” kata Cian Cian, salah satu pengurus Yayasan Klenteng Eng An Kion Malang.

Bagi komunitas masyarakat Tionghoa, buah – buahan merupakan salah satu tradisi penting dalam Imlek. Ada makna filosofis dan simbolis, seperti perenungan, diyakini dapat membawa keberuntungan dan mengusir kesialan serta harapan keberkahan dalam menjalani kehidupan.

Buah imlek Klenteng Eng An Kiong Malang
Buah wajib di Klenteng Eng An Kiong Malang saat Imlek (DeMalang/Zainul Arifin)

Berikut ini penjelasan makna buah yang dijelaskan oleh Pengurus Klenteng Eng An Kiong :

Jeruk Keprok/Jeruk Mandarin
Jeruk dalam bahasa mandarin disebut juzi. Kulit luar buah berwarna kuning keemasan, dijadikan disimbolkan kemakmuran. Daging buah memiliki banyak bagian potongan ini diharapkan sebagai pembawa rezeki berlimpah. Jeruk keprok jadi simbol pengharapan agar bisa selalu membawa kemakmuran dan limpahan rezeki.

Buah Apel
Buah ini dalam bahasa Mandarin disebut Pieng Guo, diidentikkan dengan ‘buah perdamaian’. Rasa apel terutama jenis apel merah yang cenderung manis ini disimbolkan sebagai pembawa keberuntungan, kebahagaiaan dan kedamaian hidup.

Buah Pir
Pir ini dalam bahasa Mandarin disebut Xiang Li. Menjadi simbol kelancaran dan kemudahan dalam urusan hidup. Bagi masyarakat Tionghoa, menyiapkan buah pir saat Imlek bermakna harapan agar semua masalah yang terjadi bisa diselesaikan dengan baik dan lancar.

Pisang Raja
Pisang raja dalam satu sisir berisi banyak daging buah, kulitnya kuning dan rasanya cenderung manis. Bagi umat di pengurus Klenteng En Ang Kiong, buah ini wajib ada saat Imlek sebagai pengharapan mendatangkan banyak rezeki untuk umat. Serta memiliki keberuntungan layaknya seorang raja.

Jeruk Bali
Simbol keberuntungan dan persatuan keluarga. Jeruk bali merupakan salah satu buah penting saat Imlek. Baik itu disediakan saat masih berwarna hijau atau kuning sudah matang. Menyediakan buah ini dalam ibadah Imlek diharapkan membawa hidup selalu manis sepanjang hayat.

Begitulah penjelasan Pengurus Klenteng Eng An Kiong tentang buah wajib ada saat Imlek di altar peribadatan. Tapi buah itu tak wajib ada di rumah masing – masing umat Konghucu di Malang. Mereka boleh menyediakan apa saja sesuai keyakinan mereka.

Selain menyediakan buah, membersihkan rumah merupakan salah satu ritual komunitas Tionghoa saat Imlek. Lalu menghidangkan berbagai makanan khas dan dinikmati bersama-sama. Sebagai perlambang kelimpahan rezeki dan kebersamaan. ZAINUL ARIFIN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *