Wajah Wisata di Situs Sekaran Malang

DeMalang.ID – Wahana Wisata Situs Sekaran. Begitu nama kompleks taman di Desa Sekarpuro, Pakis, Kabupaten Malang ini. Sore itu suasananya tampak sepi, tak ada satu orang pun di dalam tempat wisata yang baru berumur satu tahun ini.

Sesuai namanya, Wahana Wisata Situs Sekaran berada di sebelah Situs Sekaran, sebuah situs purbakala peninggalan era Majapahit. Letaknya diapit areal persawahan dan Jalan Tol Pandaan-Malang, dekat permukiman penduduk.

Siatin, seorang warga Desa Sekarpuro, duduk seorang diri di bangku lapak warung yang sedang tutup. Perempuan tua ini menjelaskan, ketika masih baru tempat wisata itu sempat ramai dikunjungi warga sekitar maupun masyarakat luar saat selesai .

“Sekarang sepi, mungkin karen seiring turun hujan lebat,” kata dia.

Di dalam tempat wisata itu, terdapat kolam ikan lele seluas 20 meter persegi. Juga ada green house berukuran sekitar 150 meter persegi untuk budidaya melon. Dilengkapi deretan kursi taman dari bahan cor tertata rapi.

”Biasanya Sabtu dan Minggu ada saja yang datang ke sini untuk mancing,” ujar Siatin.

Kolam ikan dan green house melon di wisata Sekaran (DeMalang/Zainul Arifin)

Tempat ini dapat dijadikan spot menikmati sore hari dengan tenang, khususnya saat cuaca cerah. Meski di dekat areal persawahan, masuk menuju wisata Sekaran dapat dilalui dengan motor sebab akses jalan masuk ke dalam sudah dibangun.

Tempat wisata ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mitra Sekar Makmur, Desa Sekarpuro. Rencananya, hasil panen buah dan ikan bakal dimanfaatkan untuk penduduk desa setempat terutama untuk menambah asupan nutrisi anak-anak.

Pemerintah Desa Sekarpuro dalam laman resminya menuliskan peletakan batu pertama penanda dimulainya pembangunan wahana wisata Situs Sekaran dilakukan pada 12 Mei 2023. Selesai dibangun kurang lebih satu tahun kemudian.

Kursi taman fasilitas di wisata Situs Sekaran Malang (DeMalang/Zainul Arifin)

Salah satu tujuan pembangunan wisata itu untuk pelestarian Situs Sekaran dan wahana edukasi. Serta agar ada manfaat yang bisa didapat oleh penduduk setempat. Sayangnya, wahana yang ada di dalam tak menunjukkan jejak arkologis situs tersebut. Tidak disertai informasi tentang sejarah situs tersebut.

Suasana di wahana wisata itu setali tiga uang dengan nasib Situs Sekaran yang juga sama-sama sepi. Bahkan kondisi situs lebih memprihatinkan, tak terurus mirip bekas proyek perumahan mangkrak. Tak ada papan informasi yang dapat membantu siapapun datang berkunjung dan memahami sejarah situs tersebut.

Situs Sekaran ditemukan pada Maret 2019 saat proyek pembangunan Kilometer 37 Jalan Tol Malang-Pandaan Seksi V. Penemuan situs itu membuat site plan proyek jalan tol harus diubah, digeser sekitar 15-20 meter ke arah timur.

Kondisi situs Sekaran di Desa Sekarpuro, Malang (DeMalang/Zainul Arifin)

Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Jawa Timur melakukan eskavasi dengan luas area situs sekitar 25×25 meter persegi. Situs Sekaran berupa struktur bata kuno diduga jejak peninggalan abad X-XIII Masehi. Diperkirakan dahulu di lokasi ini adalah permukiman penduduk dari kasta elit masa Majapahit.

Setelah proses eskavasi itu, hampir tidak ada lagi aktivitas lanjutan untuk pelestarian maupun pemeliharaan Situs Sekaran. Pasca penemuan itu, infrastruktur pelindung area situs baru dibangun lebih dari satu tahun kemudian.

Struktur bata kuno di Situs Sekaran Malang (DeMalang/Zainul Arifin)

Keberadaan peninggalan bersejarah ini telah dilindungi. Pemerintah Kabupaten Malang telah menetapkan Situs Sekaran sebagai cagar budaya pada 2021. Penetapan itu melalui Surat Keputusan Bupati Malang Nomor 188.45/592/KEP/35.07.013/2021 tentang Status Cagar Budaya di Kabupaten Malang.

Kegiatan terakhir yang digelar di Desa Sekarpuro adalah sosialisasi pelestarian Situs Sekarang. Kegiatan itu diselenggarakan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Dirjen Kebudayaan bersama Pemerintah Desa Sekarpuro pada 2 November 2023. ZAINUL ARIFIN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *