Wamendikdasmen Peringatkan Bahaya Brain Rot

DeMalang.IDWakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq mengingatkan bahaya brain rot atau pembusukan otak akibat pengaruh media sosial. Fajar menyoroti dampak penggunaan gawai pada anak usia dini. Pernyataan ini disampaikan dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Fasilitator PAUD Holistik Integratif di Jakarta, 4-6 Juni 2025.

Kegiatan diikuti 134 peserta perwakilan 9 provinsi dan 25 kabupaten/kota. Fajar menekankan pentingnya peran fasilitator PAUD HI sebagai garda terdepan mendampingi layanan pengasuhan, pendidikan, kesehatan, gizi, dan perlindungan bagi anak usia dini. Khususnya di era digital saat ini.

“Tsunami digital menyerang anak-anak sejak usia dini. Pola asuh dan interaksi anak dengan orang tua maupun guru telah banyak dipengaruhi oleh media sosial dan penggunaan gawai,” katanya dalam siaran pers yang diterima DeMalang.

Sekitar 33,4 persen anak usia 0–6 tahun terbiasa menggunakan gawai. Bahkan 25 persen di antaranya rentang usia 0–4 tahun. Sementara itu, kelompok usia 5–6 tahun meningkat hingga 52 persen. Kenyataan ini berisiko menimbulkan gejala brain rot, yakni menurunnya stimulasi intelektual, emosional, dan sosial akibat paparan digital yang berlebihan.

Pendidikan anak usia dini seharusnya lebih menekankan metode belajar konvensional yang mengedepankan interaksi fisik. Seperti membaca buku dan bermain secara langsung untuk merangsang kecerdasan anak. Fajar mengajak para fasilitator menjadi agen perubahan yang mengedukasi masyarakat atas pentingnya pengasuhan yang seimbang. Serta mendorong implementasi PAUD HI yang berkualitas di daerah.

“Pendampingan aktif dan konsisten, serta kolaborasi lintas sektor, kita berharap bisa mencetak generasi emas Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkarakter,” ujar Fajar.

Sedangkan Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, Nia Nurhasanah, menyampaikan kegiatan ini merupakan upaya berkelanjutan Direktorat PAUD dalam memperkuat pendampingan fasilitator kepada satuan PAUD. “Setelah pelatihan ini, peserta dapat segera menyusun dan mengimplementasikan di daerah masing-masing, yang akan kami monitoring secara berkala,” ujar Nia. EKO WIDIANTO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *